Jumat, 21 November 2008

Menjadi Farmasis Profetik

Dalam profesi farmasi, dikenal istilah seven star pharmacist, sebuah pedoman karakter seorang farmasis dalam menjalankan profesinya, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur profesi kefarmasian. Namun kondisi praktek profesi farmasi di lapangan memperlihatkan fenomena yang berbeda. Salah satu penyebabnya mungkin dikarenakan krisis keteladanan. Tanpa menafikan bertaburannya profesi farmasi yang berdedikasi pada tugasnya, adalah sebuah kenyataan bahwa krisis keteladanan adalah salah satu krisis yang tengah menimpa. Kita sangat membutuhkan seorang figur teladan untuk diikuti.

Seorang penulis terkenal, Michael H Hart, menempatkan Nabi Muhammad pada posisi pertama dalam daftar tokoh-tokoh berpengaruh sepanjang sejarah. Maka seorang farmasis sebenarnya dapat pula mengambil pelajaran dari keteladanan nabi. Menjadi seorang farmasis profetik (prophet = nabi), farmasis yang meneladani nabi dalam menjalankan profesinya. Ketika dikaitkan dengan pedoman seven star pharmacist, maka keteladanan nabi adalah mata air keluhuran yang menyimpan pelajaran-pelajaran yang dapat digali.

1. Leader
Farmasis harus memiliki karakter seorang pemimpin.
Kepemimpinan sangat berkaitan dengan kesadaran akan arti diri, dan penetapan tujuan bersama. Bagaimana membawa kelompok yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama.
Nabi Muhammad adalah teladan. Dalam bimbingan nabi, bangsa Arab mencapai posisi yang tidak pernah dicapai sebelumnya. Tekad yang kuat dalam mencapai tujuan, dibingkai langkah-langkah strategis, membimbing ummat menuju kecemerlangan dalam mencapai tujuan. Keteguhan tekad dalam mencapai tujuan. Karakter itu yang mutlak harus dimiliki seorang pemimpin.

2. Decision Maker
Farmasis harus dapat mengambil keputusan dengan bijak, tepat dan cepat.
Pengambilan keputusan memerlukan kemampuan untuk memahami persoalan dengan utuh, menentukan keputusan di antara pilihan-pilihan, serta ketegasan setelah menetapkan keputusan. Di tengah-tengah situasi genting, dengan banyak alternatif, farmasis harus dapat mengambil keputusan dengan baik.
Nabi Muhammad memberi contoh. Keputusan beliau menyelesaikan sengketa batu Kabah membawa kepuasan bagi semua pihak. Sebuah keputusan cerdas yang membawa semangat win-win solution.

3. Communicator
Farmasis harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik harus mencakup perkataan yang jelas dan ringkas. Memberikan konsultasi, informasi dan edukasi dengan cara yang bijak. Salah satu kemampuan komunikasi yang penting adalah kemampuan mendengar. Mendengar untuk mengerti, mengerti kondisi pasien sepenuhnya.
Nabi Muhammad memberi contoh. Ucapan-ucapan beliau adalah ucapan yang ringkas, tetapi tetap jelas. Beliau sering mengulangi perkataannya hingga tiga kali untuk memastikan bahwa pendengarnya benar-benar memahami apa yang beliau sampaikan.

4. Teacher
Farmasis harus mendidik calon farmasis atau farmasis muda.
Pembinaan pada penerus harus terus dilakukan. Regenerasi profesi farmasi adalah sesuatu yang harus berjalan. Bagaimana membimbing dan mengarahkan calon farmasis dalam mengembangkan diri.
Nabi Muhammad merupakan teladan. Ia adalah seorang pendidik yang mampu mengelaborasi potensi-potensi para sahabat menjadi prestasi-prestasi puncak. Mengembangkan potensi generasi muda sesuai bakat dan kecenderungan masing-masing.

5. Long Life Learner
Farmasis harus senantiasa mengembangkan sikap mencari ilmu sepanjang hayat.
Mengikuti perkembangan ilmu kefarmasian. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Semangat untuk terus belajar seumur hidup.
Nabi Muhammad sangat menekankan hal ini. Beliau senantiasa menganjurkan pengikutnya untuk senantiasa giat mencari ilmu. Menyemangati bahwa orang-orang berilmu ditinggikan derajatnya. Bahwa ilmu yang bermanfaat adalah aset yang abadi.

6. Care Giver
Farmasis harus memberikan pelayanan dan perhatian kepada sesama.
Mengembangkan sikap altruis dalam menjalankan profesi. Meningkatkan Quality of Life masyarakat. Mengedepankan aspek sosial daripada aspek bisnis dalam berprofesi.
Nabi Muhammad memberi contoh. Perhatian dan kasih sayangnya begitu melimpah. Bagaimana tidak, risalah yang dibawanya adalah untuk seluruh alam, bukan cuma manusia, tapi hewan dan tumbuhan dan yang lainnya. Hari-harinya dipenuhi kerja keras meringankan beban sesama.

7. Manager
Farmasis harus memiliki kemampuan manajerial yang baik dalam mengelola beragam sumber daya yang tersedia.
Bagaimana menempatkan seseorang pada posisi yang sesuai dengan potensinya. Bagaimana mengatur perencanaan pengadaan inventaris. Bagaimana mengatur skala prioritas dalam pengaturan jadwal kegiatan.
Nabi Muhammad menunjukkan teladan. Beliau menempatkan orang-orang yang tepat pada posisi yang sesuai. Dalam kesehariannya yang dipenuhi berbagai agenda, beliau masih sempat bercengkerama dengan keluarganya, seperti berlomba lari suatu ketika dengan istrinya. Ini tentu menunjukkan bahwa manajemen waktu nabi telah menempatkan semua kegiatan pada skala prioritas yang tepat sehingga semua dapat terlaksana tanpa ada yang dikorbankan.
Menjadi farmasis profetik, meneladani Nabi Muhammad dalam menerapkan pedoman seven star pharmacist. Sehingga farmasis menjadi profesi yang dapat memberi manfaat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin), membawa dunia ini ke arah yang lebih baik. Semoga...

sumber : isfinasional

Tidak ada komentar: